Selasa, 30 Oktober 2012
Pendekatan Exploratory dan Confirmatory dalam Geografi
Kamis, 18 Oktober 2012
Metode Saintifik
Metode, usaha awal pengorganisasian ide untuk menyusun suatu teori.
Deskripsi mengarahkan kita untuk menyusun suatu hipotesa, dimana hipotesa inilah yang dapat diuji kebenaran atau kesalahannya.
Untuk menguji hipotesa maka diperlukan suatu model. Model menyederhanakan realitas, sehingga relasi antar variabel-variabel dapat dipelajari.
Model divalidasi melalui perbandingkan data observasi dengan apa yang diharapkan. Jika model dapat menggambarkan kenyataan secara tepat, maka akan ada kesesuaian antara observasi dan ekspektasi. Jika tidak maka diperlukan penggambaran ulang. Model seringkali digunakan dalam situasi khusus. Model yang telah teruji berulang kali, akan dapat menunjukkan situasi empiris secara general.
Hukum/Aturan seringkali dideskripsikan sebagai suatu pernyataan yang tak terbatasi ruang lingkup. Dalam konteks diagram diatas, teori dapat dideskripsikan sebagai generalisasi kolektif, atau hukum/aturan kolektif.
Metode statistik menjadi aturan utama dalam metode saintifik ini.
(Peter A.Rogerson, 2001)
Sabtu, 09 Juni 2012
Penginderaan Jauh Untuk Informasi Spasial Sebaran dan Potensi Perkebunan Kelapa Sawit
Kamis, 29 Maret 2012
Pengantar Pengenalan Batuan
Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam penginderaan jauh untuk geologi, pengetahuan mengenai pengenalan batuan juga diperlukan, berikut beberapa cara pengenalan batuan yang diambil dari ht tp://geology.about.com/od/rocks/tp/rocks101.htm.
Batuan beku didinginkan dari kondisi cair dan butiran-butiran mereka rekat erat. Tekstur batuan beku biasanya terlihat seperti sesuatu yang mungkin anda panggang dalam oven.
Batuan beku adalah batuan yang kuat ulet, lelehan beku dengan sedikit tekstur atau layering, sebagian besar hitam, putih dan / atau abu-abu mineral; mungkin terlihat seperti granit atau seperti lava(tentang batuan beku).
Batuan sedimen terdiri dari pasir, kerikil atau lumpur yang berubah menjadi batu. Umumnya mereka terlihat seperti pasir dan lumpur seperti awalnya dulu.
Batuan sedimen adalah sedimen yang mengeras bersama dengan lapisan lapisan berpasir atau berlempung; kebanyakan coklat sampai abu-abu; mungkin memiliki fosil dan airatau tanda angin (tentang batuan sedimen).
Batuan metamorf adalah batuan dari dua jenis pertama yang diubah oleh pemanasan dan peregangan. Mereka cenderung berwarna dan bergaris.
Batuan metamorf yang kuat ulet, dengan lapisan lurus atau melengkung (foliation) mineralterang dan gelap; berbagai warna, sering berkilauan dengan mika (sekitar batuan metamorf).
Pembahasan selanjutnya (Rock Struktur, bisa anda baca dulu sourcenya disini : http://geology.about.com/library/bl/images/blimageindex.htm
Rabu, 15 Februari 2012
Penginderaan Jauh Untuk Penentuan Retensi Banjir
Perubahan penggunaan lahan yang berkaitanb dengan perubahan penutup lahan, disertai dengan pembuangan sampah tidak pada tempatnya, serta tingkat curah hujan yang tinggi menjadikan terjadinya banjir. Salah satu upaya untuk menanggulangi banjir yaitu dengan mengoptimalkan daerah yang dijadikan retensi banjir. Teknologi penginderaan jauh dapat digunakan untuk memetakan daerah retensi banjir, dimana parameter yang dipergunakan antara lain tutupan lahan, jenis tanah, daerah yang menjadi genangan, kemiringan lereng, serta curha hujan. Citra penginderaan jauh yang dapat dipergunakan dalam penentuan daerah retensi banjir ialah SPOT 4.
Parameter-parameter dalam penentuan daerah retensi dapat diinterpretasi menggunakan penginderaan jauh. Jenis tanah yang baik untuk daerah retensi ialah jenis tanah yang berupa Andosol. Hal ini dikarenakan oleh tingkat daya ikat air oleh tanah yang tinggi. Selain itu, tanah Andosol ini sangat gembur, tetapi memiliki derajat ketanahan struktur yang tinggi, sehingga mudah diolah. Jumlah makro pori tanah ini tergolongbanyak, sehingga menyebabkan tingkat permeabilitasnya tinggi. Daerah yang sering mengalami genangan ialah daerah dengan kemiringan lereng yang rendah. Pada umumnya, Lahan yang dioptimalkan menjadi daerah retensi ialah tegalan, sawah, rawa, hutan yang mengalami genangan rutin, kebun, serta semak atau rumput.
ref: Rahmah, dkk. Penentuan Daerah Retensi Banjir Menggunakan Teknologi Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis. jurnal
Minggu, 29 Januari 2012
Mengenali Tipe Batuan, sentuhan spasial di geologi dengan Penginderaan Jauh :: Pengantar
Tipe batuan secara umum dapat dikelompokkan dengan mengacu pada karakteristik seperti ketahanan terhadap erosi, warna, bentuk penampang parit dan lembah, vegetasi penutupnya, dan beberapa karakter lainnya.
Hal ini cukup berguna apakah penampang itu berdasar pada batuan metamorfis atau sedimen. Apakah permukaannya sandstone atau limestone. Memang cara ini tidak dapat mengenali unit-unit yang ada dipermukaan, tetapi hanya memungkinkan untuk memasukkan dalam kategori-kategori kelompok batuan tertentu.
Geologi Foto (Photogeologic), inilah sains yang menjembatani mengenali obyek-boyek tersebut dengan penginderaan jauh. Unsur interpretasi seperti : rona, tekstur, warna, bentuk, dan beberapa unsur lain, ditambah dengan karakteristik kenampakan erosi, dan posisi stratigrafisnya, digunakan dalam teknik interpretasi ini.
Minggu, 22 Januari 2012
Soil Water Assesment Tool
SWAT atau kalau dipanjangkan Soil Water Assesment Tool merupakan penelitian model selama kurang lebih 30 tahun, yang dikembangkan oleh Dr. Jeff Arnold.
SWAT dikembangkan untuk memprediksi dampak praktis manajemen lahan terhadap air, sedimen, lolosan kimia pertanian dalam suatu DAS (Daerah Aliran Sungai) yang komplek dengan berbagai variasi tanah, penggunaan lahan, dan manajemen dalam suatu periode.
Untuk menjangkau tujuan diatas model SWAT didasarkan pada model fisik. Tidak sekedar persamaan regresi antara input dan output, SWAT juga membutuhkan informasi spesifik seperti cuaca, sifat tanah, topografi, vegetasi, dan manajemen lahan secara praktis, yang terjadi di dalam DAS. Proses-proses fisik dikaitkan dengan pergerakan air, pergerakan sedimen, pertumbuhan tanaman, siklus nutrisi/hara, dan secara langsung digunakan oleh SWAT sebagai input data.
SWAT dapat berjalan dengan menggunakan data yang telah siap yang ada, namun juga dapat diperdalam secara spesifik lebih lanjut.
SWAT secara komputasi merupakan efisiensi dari biaya dan waktu untuk mensimulasikan berbagai strategi manajemen lahan, dalam skala, dan variasi yang besar.
SWAT merupakan model berbasis kesinambungan waktu, namun SWAT tidak diperuntukkan sebagai model simulasi detil.
sumber bacaan : http://twri.tamu.edu/reports/2011/tr406.pdf
Senin, 16 Januari 2012
Estimasi Tingkat Intensitas Penularan Malaria dengan Penginderaan Jauh
Jenis penelitian yang dapat dilakukan berkaitan dengan malaria ini merupakan suatu model pendekatan observational cause effect, dimana observasi dilakukan pada fenomena-fenomena kesehatan (faktor risiko dan efek) dalam keadaan apa adanya tanpa manipulasi. Sisi penginderaan jauh yang dapat diterapkan ialah dengan memanfaatkan citra Landsat TM komposit 543 yang juga mengacu pada hasil analisis foto udara pankromatik hitam putih standar serta foto udara format kecil bewarna. Tujuan analisis penginderaan jauh ini ialah untuk observasi dan identifikasi macam dan luas masing-masing klasifikasi penggunaan lahan di daerah kajian.
Berdasarkan hal tersebut, diperoleh 5 variabel prediktor lingkungan yang perlu diperhitungkan kontribusinya untuk estimasi tingkat penularan malaria, yaitu suhu udara, kepadatan nyamuk vektor, kelembaban udara, pekarangan rumah, kebun campuran. Dari kelima variabel prediktor tersebut, 4 diantaranya dapat diperoleh dari penginderaanjauh, yaitu suhu, kelembaban udara, pekarangan rumah, serta kebun campur. Hal ini membuktikan bahwa, penginderaan jauh sangat mendukung monitoring malaria berbasis lingkungan.
referensi: Achmad, Holani dkk. Estimasi Tingkat Intensitas Penularan Malaria Dengan Dukungan Penginderaanjauh (Studi Kasus Di Daerah Endemis Malaria Pegunungan Menoreh Wilayah Perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan D.I.Yogykarta)