Senin, 16 Januari 2012

Estimasi Tingkat Intensitas Penularan Malaria dengan Penginderaan Jauh

Di Pulau Jawa dan Bali, penyakit malariaterjadi peningkatan pada tahun 1997 dari 0,12 per 1000 orang menjadi 0,38 per 1000 orang pada tahun 2000 (Depkes, 2001). Monitoring yang dilakukan terhadap penyalit malaria ini tergolong masih lambat. Hal tersebut dikarenakan pendekatan pengamatannya masih menitikberatkan pada penemuan kasus baru malaria dan belum memanfaatkan kondisi lingkungan, dimana pengamatan yang menitikberatkan pada perubahan kondisi lingkungan dapat memanfaatkan penginderaan jauh yang sifatnya lebih cepat dalam monitoring. Berdasarkan data kondisi lingkungan yang diperoleh dengan dukungan penginderaan jauh tersebut, kemudian diprediksi kondisi malarianya (Beck, et al, 1997).

Jenis penelitian yang dapat dilakukan berkaitan dengan malaria ini merupakan suatu model pendekatan observational cause effect, dimana observasi dilakukan pada fenomena-fenomena kesehatan (faktor risiko dan efek) dalam keadaan apa adanya tanpa manipulasi. Sisi penginderaan jauh yang dapat diterapkan ialah dengan memanfaatkan citra Landsat TM komposit 543 yang juga mengacu pada hasil analisis foto udara pankromatik hitam putih standar serta foto udara format kecil bewarna. Tujuan analisis penginderaan jauh ini ialah untuk observasi dan identifikasi macam dan luas masing-masing klasifikasi penggunaan lahan di daerah kajian.

Berdasarkan hal tersebut, diperoleh 5 variabel prediktor lingkungan yang perlu diperhitungkan kontribusinya untuk estimasi tingkat penularan malaria, yaitu suhu udara, kepadatan nyamuk vektor, kelembaban udara, pekarangan rumah, kebun campuran. Dari kelima variabel prediktor tersebut, 4 diantaranya dapat diperoleh dari penginderaanjauh, yaitu suhu, kelembaban udara, pekarangan rumah, serta kebun campur. Hal ini membuktikan bahwa, penginderaan jauh sangat mendukung monitoring malaria berbasis lingkungan.


referensi: Achmad, Holani dkk. Estimasi Tingkat Intensitas Penularan Malaria Dengan Dukungan Penginderaanjauh (Studi Kasus Di Daerah Endemis Malaria Pegunungan Menoreh Wilayah Perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan D.I.Yogykarta)

Tidak ada komentar: